Menurut (loveless,1991:
135), jika suatu zat dapat bergerak bebas tanpa hambat oleh gaya tarik, maka
jangka waktu tertentu partikel-partikel itu akan tersebar merata dalam ruang
yang ada. Sampai distribusi merata seperti itu terjadi, akan terdapat lebih
banyak partikel yang bergerak dari daerah tempat partikel itu lebih pekat ke
daerah yang partikelnya kurang pekat, lalu terjadi sebaliknya, dan secara
menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi. Difusi dapat
terjadi pada materi padat, cair dan gas. Menurut (Yatim, 1996:202), melihat
kepada ada tidaknya pembawa (carrier) pada membran maka difusi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu difusi bebas dan difusi terikat. Difusi bebas ialah difusi
zat tanpa kemudahan dari protein pembawa pada membran. Sedangkan difusi terikat
ialah difusi yang dipermudah atau diberi fasilitas oleh protein pembawa dalam
membran.
Difusi merupakan proses
fisik yang dapat diamati dengan beberapa tiap molekul. Sebagai contoh, ketika
cat warna di tempatkan dalam air molekul zat warna dan molekuair bergerak dalam
berbagai arah, yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi lebih rendah.
Akhirnya, zat warna larut dalam air, menghasilkan larutan berwarna
(Rachmadiarti, 2007:69). Kecepatan difusi tergantung pada kekompakan partikel
yang menyusunnya. Pada medium cair kita kenal adanya dua macam kepekatan
larutan yaitu hipertonik dan hipotonik.
(Lelono, 2002:22)
Sedangkan menurut
(Suryadi, 2011), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
1.
Ukuran partikel.semakin
kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu bergerak, sehingga kecepatan
difusi tinggi.
2.
Ketebalan membran.
Semakin tebal membran semakin lambat kecepatan difusi.
3.
Luas suatu area. Semakin
besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
4.
Suhu. Semakin tinggi
suhunya, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka
semakin cepat pula kecepatan difusinya.
5.
Jarak. Semakin besar
jarak antara dua konsentrasi semakin lambat kecepatan difusinya.
6.
Perbedaan konsentrasi,
makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian, makin besar proses difusi
yang terjadi
Pada hakikatnya osmosis
adalah suatu proses disfusi. Para ahli kimia mengatakan bahwa osmosis adalah
difusi dari tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeabel secara
diferensiasial. Dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat
berkonsentrasi rendah. Perlu di tekankan bahwa konsentrasi disini, adalah
konsentrasi pelarutnya, yaitu air dan bukan konsentrasi dari zat yang larut
(molekul, ion) dalam air itu. Pertukaran air antara sel dan lingkungannya
adalah suatu faktor yang begitu penting sehingga memerlukan suatu penamaan
khusus yaitu osmosis (Kimbal, 1983:123). Proses osmosis berbeda dengan difusi
karena yang berpindah adalah zat pelarutnya semisal air dan alkohol.
(Lelono,
2002:22)
Tekanan osmotik adalah
kekuatan yang disebabkan air yang bergerak pada semua arah (Rachmadiarti,
2007:71). Dalam keadaan biasa sel menjaga suasana yang isotonis dengan cairan
medium. Sel hidup selalu berupaya untuk menjaga tekana osmosanya sesuai dengan
cairan medium. Jika ada gangguan pada tekanan osmosa itu sel pun akan rusak.
Upaya menjaga tekanan osmosa ini tergolong pada sifat homostasis. Kalau
elektrolit orang dimasukkan ke dalam larutan garam yang hipertonis terhadap
sitoplasma elektrolit itu, maka air kan merembes keluar, sehingga terjadi
pengerutan. Berkerutnya sel oleh keluarnya air disebut krenasi. Kalau eritrosit
dimasukkan ke dalam larutan yang hipotonis terhadap sitoplasma eritrosit, air
merembes masuk, sehingga sel menjadi menggelembung, akhirnya pecah (mengalami
lisis). Peristiwa ini di sebut haemolysis (haem = darah, haemoglobin, lysis =
pecah, hancur). Kalau bukan eritrolit yang pecah oleh larutan hipotonis, secara
umum disebut cytolyssis (cyto = sel).
(Yatim, 1996:205-206)
Dua faktor penting yang
mempengaruhi osmosis adalah: Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam
sel. Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput
atau membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung
jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Dalam
percobaan ini, materi terlarut adalah garam. Garam dan air adalah dua dari
bahan-bahan kimia yang ada pada kentang. Irisan-irisan kentang yang diletakkan
dalam mangkuk air tawar akan mempunyai kadar air semula ditambah dengan air
dari mangkuk yang masuk ke dalam irisan melalui membran sel.
Perbedaan antara difusi
dan osmosis adalah, pada proses osmosis ditandai adanya pergerakan molekul yang
melewati membran hidup dan ini hanya terjadi secara alami pada materi hidup.
Berbeda dengan proses difusi yang dapa terjadi baik pada benda hidup maupun tak
hidup (Lelono, 2002:23). Guna sel membran adalah sebagai transpor (pemasukan
dan pengeluaran) bahan-bahan makanan dan sisa makanan dalam sel. serta memberi
bentuk sel. Bahan yang penting dalam sel membran yang berguna untuk transpor
adalah fosfolipid.
(Alkatiri, 1996:13)
DAFTAR PUSTAKA
Alkatiri, Saleh. 1996.
Kajian Ringkas Biologi. Surabaya: Airlangga University Press
Halliday dan Resnick.
1991. Fisika Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Kimbal, John W. 1983.
Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Loveless, A.R. 1991.
Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: Gramedia
Parjatmo,Widjojo. 1987.
Biologi Umum 1. Jakarta: Angkasa
Rachmadiarti, Fida.
2007. Biologi Umum. Surabaya: Unesa University Prees
Suryadi. 2011. Difusi
osmosis. http://blogs.unpad.ac.id (dikses tanggal: 31 Oktober 2015 )
Yatim, Wildan. 1996.
Biologi Modern Biologi Sel. Bandung: Tarsito
0 Response to "Dasar Teori Difusi dan Osmosis"
Posting Komentar