Dasar Teori Hukum Ohm

Menurut Soedjojo (1986) sebuah rangkaian terjadi karena sebuah penghantar mampu dialiri elektron bebas secara terus-menerus.Aliran yang terus-menerus ini disebut dengan arus dan sering disebut juga dengan aliran. Arus dapat timbul karena adanya beda potensial diantara kedua ujung. Hubungan antara arus,hambatan dan tegangan arus disebut dengan hukum ohm. Ditemukan oleh George Simon Ohm ,prinsip hukum yang ditemukan olehnya ini adalah besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar logam pada rangkaian ohm menentukan sebuah persamaan yang simpel menjelaskan hubungan antara tegangan arus dan hambatan yang saling berhubungan.

E = I.R
I = E/R, R=I/E
Keterangan : 
I = arus listrik
R = hambatan
E = tegangan
(Soedjojo,1986)

Bunyi hukum ohm secara garis besar ada 2 yaitu :
  1. Besarnya arus listrik yang mengalir sebanding dengan besarnya beda potensial (tegangan). Untuk sementara beda potensial dan tegangan dianggap sama walaupun secara konsep sebenarnya berbeda,secara sistematika ditulis I~V. untuk menghilangkan n keseimbangan maka memerlukan sebuah konstanta yang kemudian dikenal dengan istilah hambatan (R). sehingga persamaannya V=I.R
  2. Perbandingan antara tegangan merupakan suatu bilangan konstanta yang disebut hambatan listrik begitu juga dengan arus listrik. Secara sistematika ditulis dengan R=V/I. Keduanya menghasilkan persamaan yang sama. Fungsi utama hukum ohm adalah digunakan untuk mengetahui hubungan tegangan dan kuat arus serta dapat digunakan untuk menentukan suatu beban listrik tanpa menggunakan ohm meter. Kesimpulannya semakin besar sumber tegangan maka semakin besar arus yang dihasilkan (Sutrisno,1984). 

Hambatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu panjang,luas dan jenis bahan. Hambatan berbanding lurus dengan panjang benda. Semakin panjang maka semakin besar hambatan suatu benda.Hambatan berbanding terbalik dengan luas penampang. Semakin besar luas penampangnya,hambatannya semakin besar. Tujuannya adalah untuk memperkecil hambatan sehingga bisa mengalir tegangannya.Hambatan berbanding lurus dengan jenis benda.Semakin besar hambatan jenis benda, maka hambatannya semakin besar pula. Pada persamaannya dapat dituliskan dengan 

R=ρ.L/A
Keterangan : 
ρ = hambatan jenis
L = panjang benda
A = luas penampang 
(Zemansky,1988).

Dalam praktikum ini pada masing-masing percobaan yaitu menentukan hambatan pada rangkaian seri maupun parallel menggunakan hambatan yang sama. Ini dengan kaitan hambatan inilah yang hasilnya nanti digunakan sebagai pembanding. Apakah pada rangkaian seri maupun parallel mempunyai hambatan yang sama atau justru berbeda. Inilah nanti yang akan diuji pada praktikum ini. Persamaan umum menentukan pengganti pada rangkaian seri adalah :
Rs=R1+R2+R3…+Rn
Sedangkan pada rangkaian parallel adalah :
1/Rs=1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ... + 1/Rn 

Keterangan : 
R1= hambatan atau rangkaian pengganti
Rn= besar hambatan pengganti.

(Bueche,2006).

DAFTAR PUSTAKA 
Bueche, Frederick J.2006.Schaum Outline of Theory and Problems of College Physic.Jakarta:Erlangga.
Purwandari,Endhah.2013.Petunjuk Praktikum Fisika Dasar.Jember:Universitas Jember.
Sutrisno.1984.Seri Fisika Dasar.Bandung:ITB.
Soedjojo,Peter.1986.Azas-Azas Ilmu Fisika.Jogjakarta:Universitas Gadjah Mada.
Zemansky,Sears.1988.Fisika Dasar untuk Universitas.Jakarta:Bina Cipta.

Related Posts:

1 Response to "Dasar Teori Hukum Ohm"

Dasar Teori Hukum Archimedes

Pengertian Massa Jenis Massa suatu benda adalah ukuran banyak zat yang terkandung dalam suatu benda.  Sedangkan massa jenis adalah besaran...